Ibadah Haji merupakan salah satu jenis ibadah yang
dilaksanakan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Haji sendiri berasal
dari kata Hajj, yang artinya menuju & mengunjungi sesuatu. Dalam hal ini
diartikan sebagai mengunjungi baitullah (rumah allah) untuk menjalankan ibadah
pada waktu yang telah ditentukan yaitu bulan Dzulhijah. Ibadah haji merupakan
rukun islam yang kelima setelah syahadat, sholat, puasa dan zakat. Ibadah Haji
juga merupakan Ibadah ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslimin yang telah
mampu (mampu secara; materi, fisik dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di arab Saudi untuk
melaksanakan ibadah-ibadah tertentu pula. Yang dimaksud tempat tertentu diatas
selain ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i) juga arafah, Muzdalifah dan Mina. Amalan
ibadah tertentu ialah thawaf, sa’I, wukuf, mabbit di muzdalifah, melontar
Jumroh, Mabit di Mina dan lain-lain.
A. Latar Belakang Ibadah Haji
Pada zaman jahliyah, bangsa arab sudah mengenal ibadah haji
yang diwarisi oleh nenek moyang mereka dengan melakukan perubahan disana-sini .
Namun, bentuk keseluruhan pelaksanaanya masih tetap ada, misalnya thawaf, sa'i,
w’Iuf dan melempar jumroh. Di sisi lain, pelaksanaan ibadah haji ini pada waktu
itu tidak sesuai dengan syariat yang sebenarnya. Oleh karena itulah islam hadir
sekaligus memperbaiki kesalahan dan tetap melaksanakan aturan-aturan yang sudah
sesuai dengan syariat.
Latar belakang ibadah haji ini pun didasarkan pada ibadah
yang sama dan dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam islam, terutama oleh nabi
Ibrahim. Sa’I pun dimaksudkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim
saat mencari susu untuk anaknya nabi ismail.Wukuf di arafah merupakan kegiatan ibadah haji yang dilakukan untuk
mengenang tempat bertemunya nabi adam dan siti hawa di muka bumi (asal mula
kelahiran umat manusia).
Setiap buln syawal hingga sepuluh hari pertama bulan
dzulhijah, kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia bertemu dalam ritual
ibadah haji.
B.Ibadah Haji dan
Kepribadian Diri
Bagaimana ibadah haji terjalin erat dengan kepribadian
seorang muslim?
Pertama, mengenakan pakaian ihram sama artinya dengan menyingkirkan perbedaan status social,
ekonomi dan latar belakang setiap manusia. Semua itu harus dilakukan sepenuh
hati dan kesadaran yang suci tanpa
saling menyakiti karena Allah menciptakan manusia sebagai pemelihara bagi
setiap makhlukNya untuk memakmurkan bumi-Nya.
Kedua, mengunjungi Ka’bah (tempat Nabi Ismail pernah diasuh
oleh Siti Hajar) adalah upaya mengamini bahwa allah tiada memandang hambanya
dari derajat, keturunan atau warna kulit. Keinginan kuat untuk menggapai
perbaikan diri dan kedekatan dengan allah merupakan jalan untuk meraih cintaNya
itulah yang pernah di miliki Ibundanya Nabi Ismail ( siti hajar ) meski ia hanyalah
budak berkulit hitam
Ketiga, melakukan thawaf dan sa’I mndoron manusia untuk berusaha
secara maksimal tidak gampang menyerah. Bagaimana pun kehidupan dunia dan
akhirat tidak bisa terpisahkan. Umat islam wajib berusaha keras demi
kebahagiaan dunia dan akhirat. Seperti siti Hajar yang akhirnya menemukan mata
air zam-zam setelah berlari antara bukit sofa dan Marwah dengan susah payah.
Keempat, menjadi arif dan faham atas jati diri manusia akan
diraih kala berada di arafah. Semua langkah diri dan dosa yang telah diperbuat
seolah Nampak begitu jelas. Segala yang dimiliki menjelma menjadi kosong di
hadapan allah hingga timbullah kesadaran betapa agungnya kuasa allah atas
seluruh makhluk. Kesadaran inilah yang menemani manusia di sepanjang perjalanan
hidupnya.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar