Rabu, 23 Mei 2012

IBADAH HAJI


Ibadah Haji merupakan salah satu jenis ibadah yang dilaksanakan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Haji sendiri berasal dari kata Hajj, yang artinya menuju & mengunjungi sesuatu. Dalam hal ini diartikan sebagai mengunjungi baitullah (rumah allah) untuk menjalankan ibadah pada waktu yang telah ditentukan yaitu bulan Dzulhijah. Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima setelah syahadat, sholat, puasa dan zakat. Ibadah Haji juga merupakan Ibadah ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslimin yang telah mampu (mampu secara; materi, fisik dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di arab Saudi untuk melaksanakan ibadah-ibadah tertentu pula. Yang dimaksud tempat tertentu diatas selain ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i) juga arafah, Muzdalifah dan Mina. Amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa’I, wukuf, mabbit di muzdalifah, melontar Jumroh, Mabit di Mina dan lain-lain.
A.      Latar Belakang Ibadah Haji
Pada zaman jahliyah, bangsa arab sudah mengenal ibadah haji yang diwarisi oleh nenek moyang mereka dengan melakukan perubahan disana-sini . Namun, bentuk keseluruhan pelaksanaanya masih tetap ada, misalnya thawaf, sa'i, w’Iuf dan melempar jumroh. Di sisi lain, pelaksanaan ibadah haji ini pada waktu itu tidak sesuai dengan syariat yang sebenarnya. Oleh karena itulah islam hadir sekaligus memperbaiki kesalahan dan tetap melaksanakan aturan-aturan yang sudah sesuai dengan syariat.
Latar belakang ibadah haji ini pun didasarkan pada ibadah yang sama dan dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam islam, terutama oleh nabi Ibrahim. Sa’I pun dimaksudkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim saat mencari susu untuk anaknya nabi ismail.Wukuf di arafah merupakan  kegiatan ibadah haji yang dilakukan untuk mengenang tempat bertemunya nabi adam dan siti hawa di muka bumi (asal mula kelahiran umat manusia).
Setiap buln syawal hingga sepuluh hari pertama bulan dzulhijah, kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia bertemu dalam ritual ibadah haji.
B.Ibadah Haji dan Kepribadian Diri
Bagaimana ibadah haji terjalin erat dengan kepribadian seorang muslim?
Pertama, mengenakan pakaian ihram sama artinya dengan  menyingkirkan perbedaan status social, ekonomi dan latar belakang setiap manusia. Semua itu harus dilakukan sepenuh hati  dan kesadaran yang suci tanpa saling menyakiti karena Allah menciptakan manusia sebagai pemelihara bagi setiap makhlukNya untuk memakmurkan bumi-Nya.
Kedua, mengunjungi Ka’bah (tempat Nabi Ismail pernah diasuh oleh Siti Hajar) adalah upaya mengamini bahwa allah tiada memandang hambanya dari derajat, keturunan atau warna kulit. Keinginan kuat untuk menggapai perbaikan diri dan kedekatan dengan allah merupakan jalan untuk meraih cintaNya itulah yang pernah di miliki Ibundanya Nabi Ismail ( siti hajar ) meski ia hanyalah budak berkulit hitam
Ketiga, melakukan thawaf dan sa’I mndoron manusia untuk berusaha secara maksimal tidak gampang menyerah. Bagaimana pun kehidupan dunia dan akhirat tidak bisa terpisahkan. Umat islam wajib berusaha keras demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Seperti siti Hajar yang akhirnya menemukan mata air zam-zam setelah berlari antara bukit sofa dan Marwah dengan susah payah.
Keempat, menjadi arif dan faham atas jati diri manusia akan diraih kala berada di arafah. Semua langkah diri dan dosa yang telah diperbuat seolah Nampak begitu jelas. Segala yang dimiliki menjelma menjadi kosong di hadapan allah hingga timbullah kesadaran betapa agungnya kuasa allah atas seluruh makhluk. Kesadaran inilah yang menemani manusia di sepanjang perjalanan hidupnya.
Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar